Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hal yang Harus Anda Lakukan Sebelum Berhenti dari Pekerjaan dan Memulai Bisnis Sendiri


Hal yang Harus Anda Lakukan Sebelum Berhenti dari Pekerjaan dan Memulai Bisnis Sendiri


Bagi kebanyakan orang, menjadi pebisnis adalah sebuah impian yang sangat menyenangkan dimana seseorang dapat mengatur semuanya sendiri, menjadi bos, tidak terikat pada rutinitas yang membosankan dan meraih kebebasan waktu dan finansial.

Selain itu survei membuktikan bahwa lebih banyak orang yang membenci pekerjaannya daripada tidak. Ini menjadikan sebagian orang mulai banting setir memulai usaha mereka sendidri.

Dalam artikel ini, CariDuit.id akan membagikan hal apa saja yang harus dilakukan sebelum berhenti dari pekerjaan. Jika anda masih bingung dari mana memulai, ini adalah panduan yang tepat.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum berhenti dari pekerjaan dan memulai usaha:

1. Membenci pekerjaan anda bukan berarti anda seorang pengusaha


Sebagian karyawan berpikir jika mereka benci bekerja untuk orang lain, itu artinya ada dorongan batin yang menandakan orang tersebut lebih cocok sebagai wirausahawan. Sebagian kasus memang mungkin benar adanya, namun kebanyakan tidak seperti itu.

Identifikasi terlebih dahulu mengapa anda muak bekerja. Mungkin saja karena bos anda, karena tempat bekerja yang kurang nyaman, karena birokrasi perusahaan yang buruk atau hal lainnya. Identifikasi ini semua sebelum menarik kesimpulan anda benci bekerja.

Jika anda memutuskan memulai usaha karena ada hal-hal yang kurang menyenangkan di perusahan, lebih baik untuk memperbaiki masalah tersebut terlebih dahulu. Barangkali anda jauh lebih dapat meningkatkan perusahaan tersebut nantinya.

Jika anda berhenti bekerja karena muak bekerja, bukan berarti seluruh kegiatan kewirausahaan adalah pekerjaan menyenangkan. Anda harus menghadapi masalah yang bahkan jauh lebih berat dan melelahkan ketimbang karyawan.

Sebagai seorang pemilik bisnis nantinya anda akan dituntut untuk melakukan banyak hal seperti pemasaran, peroduksi, dan distribusi. Tidak seperti karyawan yang umumnya melakukan satu hal saja.

Kalau boleh dibilang, perpindahan antara karyawan ke pengusaha juga perpindahan masalah. Masalah mana yang mampu anda ambil dan “nikmati” kedepannya. Jika anda mampu menghadapi masalah seperti kesulitan membuka cabang, merekrut pegawai, promosi, pencatatan arus kas, mencari mitra usaha yang cocok, komplain dari konsumen, kesalahan dalam penghitungan modal, kerugian dalam usaha, potensi mengalami kebangkrutan dan lainnya maka anda layak memulai usaha. Jika tidak, sadarilah mungkin masalah pekerjaan tidak seberat masalah dalam wirausaha.

2. Identifikasi kemampuan dan keahlian anda


Ingatlah untuk memulai usaha dari apa yang anda kuasai, bukan yang anda sukai. Jika anda menguasai keahlian, pengetahuan dan memiliki jaringan sosial terkait dengan usaha yang hendak anda jalankan, maka itu jauh lebih baik.

Ide usaha yang sangat cemerlang tidaklah jauh lebih baik dari ide usaha sederhana yang benar-benar dikuasai. Jadi jika hendak memulai usaha, anda dapat melihat ke diri sendiri, apa yang anda kuasai untuk menunjang suatu usaha.

Jika anda memulai bisnis karena suatu bisnis tengah tren, terlihat keren dan menguntungkan namun tidak dibarengi dengan keahlian anda, maka seringkali akan berakhir berantakan atau setidaknya menghabiskan modal yang cukup besar untuk dapat bertahan.

Maka jika anda tidak benar-benar menguasai suatu usaha, carilah mentor yang membimbing anda. Anda tidak lagi perlu menghadapi trial error yang menguras waktu, tenaga, pikiran dan modal yang besar. Jika tidak memungkinkan mendapatkan mentor, carilah mitra usaha yang memahami seluk beluk usaha dengan skema bagi hasil atau gaji.



3. Jadikanlah bisnis anda sebagai sampingan diawal


Saya sangat menyarankan untuk meminimalisir sekecil mungkin resiko yang bisa terjadi. Jadi sebisa mungkin bisnis dijalankan sambil bekerja. Jika anda melepas pekerjaan, suatu hari jika anda membutuhkan modal usaha, anda tidak lagi memiliki uang, hidup dari tabungan cukup beresiko bagi seorang pebisnis.

Jika anda keluar dari pekerjaan dan memulai bisnis, maka akan ada tekanan yang sangat besar untuk berhasil dan ketakutan yang besar untuk gagal, ini memengaruhi dalam pengambilan keputusan nanitnya. Dengan memiliki sumber pendapatan dari pekerjaan, akan membantu anda jauh lebih jernih dalam berpikir. Jika kondisi usaha anda sudah mampu menghasilkan, maka barulah anda bisa berhenti dari pekerjaan dan fokus mengurusi bisnis yang tengah anda jalankan.

4. Mengumpulkan modal


Sebelum memulai usaha, anda harus memiliki modal lebih banyak dari yang dibutuhkan. Lebih banyak dari yang dibutuhkan dimaksudkan agar hal-hal yang tidak terduga dapat diminimalisir dan perencanaan anggaran yang melesat dapat diantisipasi.

Jika anda memutuskan keluar dari perusahaan dan memulai bisnis sendiri, modal meliputi biaya bulanan anda pribadi, keluara (jika ada) dan tanggungan untuk operasional usaha yang hendak dijalankan.

Terkait permodalan, saya sangat menganjurkan memilih entah menabung atau kerjasama dengan imbal hasil. Saya sama sekali tidak merekomendasikan memulai usaha dengan hutang. Jika anda memulai usaha dari hutang maka anda memulainya dari minus bukan dari nol.

5. Membangun jaringan


Sebelum menjalankan usaha yang hendak dijalankan, cobalah untuk membangun jaringan terlebih dahulu dengan menghubungi atau mencari orang-orang yang pernah terjun atau sukses di usaha tersebut.

Anda dapat mengikuti komunitas terkait dengan usaha, menjalin relasi dengan orang-orang yang terkait dengan produk atau jasa yang hendak ditawarkan dan lainnya.

Termukanlah mereka dengan mencarinya di internet, di komunitas, tetangga, dikantor dan dimanapun anda dapat temui.

6. Coba untuk mengajak kerjasama dengan bos


Pendiri Tokopedia dan Starbuck menggunakan cara ini untuk memulai usahanya. Wiliam Tanuwijaya mencoba meyakinkan ide Tokopedia kepada bosnya. Kemudian bosnya memberikan kenalan teman-temannya, singkat cerita ia mendapatkan investor yang mau berinvestasi di Tokopedia.

Bos starbuck Howard Schultz, mengajak bosnya untuk membuat sistem waralaba untuk gerai kopinya. Namun bosnya yang sudah tua itu tidak begitu tertarik. Akhirnya Howard Schultz meminta izin untuk mengelola sendiri waralaba Starbuck.

Anda juga dapat mencontoh mereka dengan mengajak bos anda terlibat. Mereka lebih paham dalam hal mengelola bisnis besar dan memiliki kenalan dengan pebisnis besar lainnya yang mungkin bisa membantu anda nantinya saat memulai usaha.


Hal yang Harus Anda Lakukan Sebelum Berhenti dari Pekerjaan dan Memulai Bisnis Sendiri

Penutup


Ingatlah memulai usaha tidak semudah cerita yang kebanyakan kita denganr: keluar dari pekerjaan atau drop out dari kampus kemudian membangun bisnis dan menjadi sukses dan kaya raya. Kenyataannya kebanyakan bisnis tidak seperti itu.

Kisah-kisah horik seperti itu memang sangat memotivasi banyak orang untuk terus berjuang dalam bisnisnya, namun jangan sampai terlena dengan pikiran cepat sukses dengan bisnis. Seringkali bisnis tidak seindah kedengarannya.

Perlu dedikasi yang tinggi diawal. Hukum tabur-menuai sama halnya dengan hukum gravitasi, ia tidak terbantahkan. Jadi saat memulai usaha, bersabarlah. Anda tidak bisa menanam jagung seminggu setelah menebar benih. Semua membutuhkan proses dan nikmatilah proses tersebut.

Semoga apa yang telah disampaikan diatas dapat menjadi masukan, pertimbangan dan memuka wawasan sebelum benar-benar memulai usaha nantinya.

Post a Comment for "Hal yang Harus Anda Lakukan Sebelum Berhenti dari Pekerjaan dan Memulai Bisnis Sendiri"