Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Analisis SWOT untuk Usaha Basreng: Panduan Strategis Praktis

Analisis SWOT untuk Usaha Basreng

Cara bersaing di pasar basreng yang jenuh? Gunakan analisis SWOT ini untuk memetakan strategi diferensiasi, mulai dari resep unik hingga pemasaran.

CARIDUIT.ID - Basreng sudah mengalami perubahan dari cemilan sederhana menjadi sebuah peluang bisnis kuliner baru di Indonesia. Popularitasnya yang semakin naik daun, didiorong juga oleh kevirallannya di sosial media. Meski basreng merupakan usaha yang menarik dan mudah untuk dimulai oleh siapapun, bukan berarti usaha basreng akan bebas dari berbagai hambatan bisnis.
Agar kamu bisa memulai bisnis ini dengan mudah dan mengatasi semua problem yang ada, maka sejak dini kamu harus memiliki strategi yang handal. Salah satu cara untuk menyusun strategi ini yaitu dengan memanfaatkan analisis SWOT, yaitu sebuah kerangka kerja yang memudahkan dalam penyusunan strategi. 
Analisis SWOT ini juga bisa dilakukan oleh pengusaha pemula sekalipun. Untuk memudahkanmu, artikel ini akan membantu kamu memahaminya dengan studi kasus pada usaha Basreng.

Objek Analisis

  • Nama Usaha: "Basreng Nagih Rasa"

  • Konsep Usaha: Sebuah usaha rumahan yang menawarkan produk basreng dalam kemasan, lengkap dengan pilihan menu yang bervariasi. Promosi sudah dilakukan secara online dan offline, selain itu sudah memiliki jaringan reseller yang mendorong pertumbuhan bisnis.

Kekuatan (Strengths): Keunggulan Internal yang Menjadi Pembeda

Analisis kekuatan bisnis hanya berfokus pada setiap aspek internal bisnis yang dapat mendatangkan keunggulan serta memiliki nilai kompetitif. Untuk aplikasi contoh usaha basreng "Basreng Nagiih Rasa", kekuatannya yaitu :

  • Resep Bumbu Khas: Resep bumbu khas yang memadukan daun jeruk dan cabai kering yang menghsilkan rasa unik dan sulit untuk ditiru pesaing.

  • Kualitas Tekstur Produk: Kemampuan untuk produksi basreng dengan kualitas kerenyahan yang konsisten dan tidak keras, sehingga menjadi poin menarik bagi konsumen.

  • Kemasan Modern dan Fungsional: Kemasan produk menggunakan jenis standing pouch dengan fitur zip lock, yang tidak hanya menarik bagi konsumen namun memberikan pesan kebersihan produk

  • Jaringan Reseller yang Aktif: Memiliki jaringan reseller yang aktif dalam promosi, sehingga cakupan pasar bisa menjadi semakin luas.

Kelemahan (Weaknesses): Celah Internal yang Perlu Ditangani

Identifikasi jujur tehadap semua sisi kelemahan bisnis merupakan cara terbaik untuk membangun pondasi bisnis jangka panjang.

  • Kapasitas Produksi Rumahan: Produksi yang masih dilakukan hanya dari rumah menimbulkan masalah kapasitas dan volume produksi yang masih minim. Sehingga tidak dapat memnuhi semua orderan yang ada.

  • Popularitas Merek (Brand Awareness) Terbatas: Belum ada strategi branding yang mumpuni, sehingga merek basreng ini belum begitu populer.

  • Belum Adanya Izin Edar Resmi: Belum memiliki izin edar dan sertifikasi halal dari MUI, sehingga pemasaran belum bisa maksimal dan masih terbatas di antara konsumen loyal saja.

  • Manajemen Keuangan Sederhana: Proses pencatatan keuangan yang masih manual dan belum terstruktur dengan baik, sehingga menyulitkan analisis profitabilitas yang akurat.

Peluang (Opportunities): Potensi Pertumbuhan di Luar Usaha

Dinamika pasar terus menciptakan berbagai peluang yang dapat dieksplorasi untuk pertumbuhan bisnis.

  • Ekspansi ke Lokapasar (Marketplace): Adanya potensi besar untuk menjangkau jutaan pelanggan baru dengan membuka toko resmi di platform e-commerce utama seperti Shopee, Tokopedia, dan TikTok Shop.

  • Kolaborasi dengan Content Creator: Peluang untuk bekerja sama dengan food vlogger atau influencer di media sosial melalui ulasan produk (endorsement) untuk meningkatkan popularitas secara signifikan.

  • Pasar Ekspor Skala Kecil: Terdapat permintaan dari pasar internasional, terutama dari diaspora Indonesia, untuk produk camilan khas Indonesia yang otentik.

  • Diversifikasi Lini Produk: Potensi untuk meluncurkan varian produk camilan lain (misalnya, makaroni, keripik kaca) dengan memanfaatkan merek dan resep bumbu yang sudah ada.

Ancaman (Threats): Risiko Eksternal yang Tak Terhindarkan

Setiap bisnis juga harus waspada terhadap faktor-faktor eksternal yang berada di luar kendali dan berpotensi merugikan.

  • Saturasi Pasar yang Ekstrem: Jumlah produsen basreng skala rumahan sangat banyak, menciptakan persaingan yang sangat ketat di hampir semua platform penjualan daring.

  • Perang Harga di Tingkat Distributor: Adanya kecenderungan terjadinya perang harga di tingkat reseller atau distributor yang dapat merusak citra merek dan menekan margin keuntungan.

  • Kenaikan Harga Bahan Baku: Fluktuasi harga bahan baku utama seperti ikan, tepung tapioka, minyak goreng, dan bumbu-bumbu.

  • Risiko Peniruan Produk: Kemudahan bagi pesaing untuk meniru resep bumbu atau desain kemasan yang menjadi keunggulan produk.

Kesimpulan: Merancang Strategi di Pasar Camilan yang Kompetitif

Analisis SWOT untuk usaha Basreng Nagih Rasa sudah memberikan gambaran tentang cara penerapan analisis ini pada bisnis. Hasilnnya bisa langsung diterapkan dan diaplikasikan sesuai dengan kondisi terbaru usaha.(*)

Post a Comment for "Analisis SWOT untuk Usaha Basreng: Panduan Strategis Praktis"