Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Roti Bakar Bandung Sekarang Mirip Dessert Kafe? Ini Fakta Mengejutkannya!

 

Roti Bakar Bandung Sekarang Mirip Dessert Kafe? Ini Fakta Mengejutkannya!

CARIDUIT.ID - Bandung, kota kreatif yang tak pernah kehabisan ide. Dari musik hingga kuliner, inovasi mengalir deras. 

Salah satu ikon jajanan malam yang bertahan dari dulu hingga kini adalah Roti Bakar Bandung. Tapi pertanyaannya: apakah roti bakar ini masih setia pada cita rasa aslinya, atau sudah terlalu jauh dibawa tren kekinian?

Untuk mengetahui perlu adanya Review Roti Bakar Bandung, Dulu, Roti Bakar Bandung identik dengan kesederhanaan. Dua lembar roti tawar tebal, diisi meses atau keju, dipanggang di atas teflon hingga harum, lalu dipotong-potong rapi. 

Disajikan hangat, lengket, dan manis. Tak rumit, tapi selalu bisa mengobati lapar malam dan hati yang lelah.

Sebelum lanjut, untuk kalian yang ingin menambah wawasan seputar dunia kuliner bisa kunjungi Makanbareng.

Namun kini, Roti Bakar Bandung telah bertransformasi. Di berbagai sudut kota dan aplikasi pemesanan makanan, kita disuguhi pilihan roti bakar dengan topping yang bisa membuat bingung. 

Taro cream cheese, red velvet, matcha lava, sampai beef bulgogi dan telur asin. Bahkan ada yang memadukan es krim dan sereal di atas roti bakar. Inovasi ini memang menarik, tapi juga memicu satu pertanyaan besar: apakah ini masih Roti Bakar Bandung?

 

Eksplorasi Rasa dan Identitas

Kami mencoba beberapa gerai yang mengklaim menyajikan "Roti Bakar Bandung otentik" dan yang menawarkan versi "Roti Bakar Bandung kekinian". Dari situ, kami menemukan perbedaan mencolok bukan hanya dari segi rasa, tapi juga filosofi penyajian.

Di warung Roti Bakar Soreang, misalnya, resep roti bakar tidak berubah sejak 1987. Sang pemilik, Mang Oyon, masih setia memanggang dengan arang dan margarin Blue Band. Pilihan rasa hanya meses, keju, dan kacang. Tapi justru kesederhanaan itulah yang membuat antrean panjang tak pernah putus.

"Roti bakar itu ya begitu. Jangan banyak neko-neko. Yang penting rotinya empuk, isinya manis, dan matangnya pas," ujar Mang Oyon saat ditemui di warungnya yang hanya beratapkan seng.

Bandingkan dengan gerai Roti Bakar Instagramable di kawasan Dago. Di sini, roti bukan lagi roti tawar biasa, melainkan brioche impor yang dipanggang dengan mentega premium. 

Penyajiannya ditata di atas talenan kayu dengan tambahan whipped cream dan biskuit Lotus. Rasanya? Memikat lidah, tapi terasa lebih seperti dessert ala kafe daripada roti bakar malam pinggir jalan.

 

Persimpangan Selera Generasi

Generasi milenial dan Gen Z lebih suka eksplorasi rasa. Mereka tak cukup hanya dengan meses dan keju. Harus ada kejutan di setiap gigitan. Tak heran, Roti Bakar Bandung versi kekinian laris di media sosial. Estetika dan tampilan punya nilai jual sendiri.

Namun para penikmat lama merasa ada yang hilang. "Sekarang rotinya lebih kayak makanan kafe. Nggak ada rasa nostalgia lagi," kata Dani, seorang pengemudi ojek online yang mengaku sudah makan roti bakar sejak zaman SD.

 

Ekonomi di Balik Roti Bakar

Transformasi Roti Bakar Bandung ini juga berdampak pada harga. Versi klasik bisa didapat dengan harga Rp10.000–Rp15.000. Tapi versi kekinian bisa menembus harga Rp40.000. Dengan topping impor dan plating mewah, tak heran jika margin keuntungan juga lebih besar.

Bagi pelaku UMKM, pilihan ini seperti pedang bermata dua. Inovasi membuka pasar baru, tapi juga mengancam orisinalitas dan menghilangkan daya tarik "murah meriah" yang jadi identitas awal Roti Bakar Bandung.

 

Kesimpulan: Mau ke Mana Roti Bakar Bandung?

Dunia berubah, dan selera juga ikut bergeser. Tidak ada yang salah dengan inovasi, asalkan esensinya tidak hilang. Roti Bakar Bandung adalah bagian dari sejarah kuliner rakyat. Ia tidak butuh topping mahal untuk tetap dicintai.

Tapi jika harus memilih antara yang klasik dan kekinian, jawaban terbaik mungkin bukan memilih salah satu. Mungkin, yang dibutuhkan hanyalah kesadaran untuk tetap menghargai akar sambil menyambut kreasi baru. Karena di atas teflon yang sama, bisa lahir rasa yang tetap relevan lintas generasi.

Post a Comment for "Roti Bakar Bandung Sekarang Mirip Dessert Kafe? Ini Fakta Mengejutkannya!"